Thank you for your coming this year, It has been a fantastic music festival
Samosir Music International
Perhelatan Samosir Music International 2018 yang tidak hanya mempertahankan sisi budaya tetapi juga memperkenalkan ke musisi mancanegara yang menjadi bintang tamu. Sehingga, layak menjadi inspirasi bagi perhelatan musik lainnya.
Dengan diminta menyanyikan lagu berjudul ‘Mardua Holong’, lagu daerah Batak yang malam itu yang dibawakan oleh Herman Delago dan kawan-kawan. Sehingga, dengan cara tersebut sukses membuat penonton bernyanyi bersama. Event ini diadakan pada Sabtu (25/8/2018)
Keseruan yang disajikan Samosir Music International, disambut positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Terlebih, event ini mampu mendorong musisi internasional untuk membawakan lagu Batak.
“Ini cara yang luar biasa. Musisi mancanegara tidak hanya diperkenalkan, tetapi juga diajak membawakan lagu Batak. Bukan tidak mungkin lagu Batak juga dibawakan saat para musisi internasional itu tampil di negaranya sendiri, atau di negara lain,” kata Arief, dalam keterangan tertulis (27/8/2018).
Dengan kondisi positif seperti saat ini, atraksi pariwisata di destinasi sudah baik, maka target kunjungan sampai akhir tahun 2019 untuk destinasi Danau Toba yaitu satu juta kunjungan optimis tercapai.
Hal serupa juga dipaparkan oleh Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo, event tersebut dinilai menjadi momentum yang baik untuk menaikkan pariwisata Danau Toba.
“Sepanjang acara berlangsung malam ini, saya berkesempatan melihat suasana event dari balik panggung utama, saya happy sekali karena penonton ramai dan antusias sekali. Saya rasa ini menjadi momentum yang sangat baik bagi pariwisata Danau Toba khususnya Samosir,” ujar Arie Prasetyo.
Menghadirkan event internasional dengan konsep yang lebih matang dan pengisi acara yang lebih banyak. Arie juga mengajak masyarakat memberikan apresiasi kepada penyelenggara.
Selain Herman Delago asal Austria, musisi internasional lainnya yang juga antusias dalam tantangan menyanyikan lagu daerah Batak. Musisi tersebut adalah Kanto berasal dari Jepang, Nadine Beiler yang berasal dari Austria. Bahkan, juga ada musisi muda asal Indonesia yang berdomisili di Belanda, Bernadeta Astari turut memeriahkan acara tersebut.
Hal tersebut disampaikan Project Manager Samosir Music International Henry Manik, ia menjelaskan, sejak awal para musisi tersebut memang diberitahu untuk membawakan lagu khas Batak.
“Dan setelah kita dengarkan contoh lagu Batak, ternyata mereka sangat antusias. Mereka pun menerima undangan tampil dengan membawakan lagu Batak. Kita juga bawakan alat musik khas Batak untuk mereka berlatih,” papar pria asli Samosir yang tinggal di Belanda itu.
Bahkan, para musisi mancanegara tersebut diberi kebebasan dalam menyesuaikan lagu daerah dengan gaya khas mereka sendiri.
“Jadi membawakannya dengan genre apa, gaya seperti apa juga terserah mereka. Kita hanya mengarahkan mengenai pengucapan lagu dalam bahasa Batak. Karena itu yang paling menyulitkan para musisi,” ujar pria berambut gondrong itu.
Henry mencontohkan Nadine Beiler, penyanyi RnB asal Austria. Ia memaparkan bahwa, nama Nadine sudah dikenal di Eropa. Kualitasnya tidak sembarangan bahkan, ia sejak awal memang antusias membawakan lagu Batak. Hal tersebut dikarenakan lagu Batak memiliki banyak tantangannya.
“Saya sudah pernah tampil di sini, sekarang tampil lagi. Tapi selalu menyenangkan. Karena kalian luar biasa,” kata Herman.
Viky Sianipar menutup aksi malam itu dengan menampilkan lagu-lau Batak yang sudah diaransemen secara modern. Hal tersebut mampu membekar semangat penonton dan tak lupa ia memberikan pesan disela-sela penampilannya.
“Samosir luar biasa. Mudah-mudahan Samosir akan lebih maju lagi kedepannya. Dan ingat, jangan pernah menebang pohon,” ungkapnya.